SAYA SUKA MUSIK DANGDUT
Di postingan awal, saya mau kenalan dan cerita aja deh. Menurut pepatah "Tak kenal maka TAK TUNG GEND DANG DHUTH", hehehe. Perkenalkan:
Nama : Agus Darmawan
Alamat : Tlemek 4/4, Karanganyar, Weru, Sukoharjo,
Jateng.
Hobby : Dangdutan
Pekerjaan : Account Officer
HP : 085647014157
Sebenarnya awalnya saya tidak begitu peduli dengan musik. Bapak saya guru SD sekaligus takmir masjid. Ditambah lagi SMP dan SMA saya disekolahkan di sekolah yang model asrama. Makanya saya jadi jarang bergaul dengan teman di luar.
Awal saya berkenalan dengan dunia musik itu ketika saya bergabung dengan organisasi pemuda karang taruna di kampung saya. Dikampung saya kalau ada tetangga yang punya kerja atau hajatan, karang taruna wajib ikut nimbrung sebagai pelayan tamu. Kalau cara jawanya biasa disebut "nyinom". Di setiap hajatan pasti ada hiburan, dan di kampung hiburannya biasanya musik dangdut campursari. Karena saking seringnya saya nyinom, akhirnya lama-lama jadi suka sama musik dangdut. Ibarat pepatah jawa itu "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" yang artinya "Awal cinta itu karena sering ketemu".
Karena seringnya lihat dangdutan, dan orkesnya itu-itu saja pemainnya, akhirnya saya jadi kenal dengan para pemain musiknya. Dan kebetulan pas saya kuliah, saya kuliah satu jurusan dengan salah satu personil orkes tersebut. Beliau pemain kibord di orkesnya, dan saya banyak belajar main kibord dangdut dengan beliau. Berikutnya, saya mulai diajak latihan dan kadang sudah diminta menggantikan beliau pas ada halangan tidak bisa ikut manggung di orkesnya.
Waktu itu kira-kira tahun 2000-an, di daerah saya belum banyak Organ Tunggal (OT). Waktu itu kibord yang support untuk OT masih jarang, dan harganya mahal. Hampir sebagian besar orkes atau grup musik masih jalan full band atau orkes dengan pemain musik lengkap. Karena waktu itu saya cuma jadi pemain pengganti, di sela-sela waktu luang saya juga menerima tawaran manggung kalau ada orkes lain yang ngajak. Jadi semacam jadi pemain musik lepas gitu.
Seiring perkembangan jaman, masyarakat mulai beralih ke model musik ringkas atau organ tunggal, karena lebih murah dan efisien serta tidak memakan banyak tempat. Akhirnya orkes full band semakin jarang laku, dan para pemain kibord mulai banting stir beralih ke model job OT. Dan pada akhirnya orkes full band banyak yang gulung tikar gak laku.
Waktu itu saya baru lulus kuliah, belum punya tabungan buat beli kibord OT. Subsidi uang saku dari orang tua juga sudah di stop, akhirnya menganggurlah saya. Dalam keadaan nganggur, orang tua mendesak agar saya segera bekerja. Akhirnya dengan berat hati saya putuskan untuk pensiun dari dunia musik dan fokus bekerja.
Setelah setahun bekerja, barulah saya bisa beli kibord OT. Waktu itu saya beli Yamaha PSR S710. Karena terikat jam kerja kantor, pada akhirnya tetep juga gak bisa nerima job manggung. Maka cukuplah main musik hanya menjadi hobby saya sampai sekarang. Untuk ngisi waktu luang habis pulang kerja, saya iseng main kibord dan bikin beberapa style lagu kesukaan saya, dan banyak browsing serta gabung di grup-grup facebook yang membahas musik dengan kibord Yamaha PSR. Di salah satu forum facebook tersebut ada yang membahas tentang sampling internal atau YEP di Yamaha PSR. Waktu itu keluar seri baru Yamaha PSR S750 dan S950. Setelah diskusi banyak dengan teman-teman di grup, akhirnya tergoda untuk menukar kibord saya. Dan sampai saat ini, saya masih setia dengan Yamaha PSR S750 saya.
Itu dulu aja ya cerita ngalor ngidul saya. Cukup deh, capek ngetiknya..... hehehe.
